Andriko Noto Susanto Jogja, 16 Oktober 2011 Grontol Jagung Doeloe kakek saya selalu marah kalau kita anak kecil makan nasi piringnya tidak bersih, berceceran, atau tidak dihabiskan. Kakek saya lahir tahun 1921, sekarang berumur 90 tahun. Beliau begitu sedih jika melihat makanan terbuang-buang; dan langsung terkenang pengalaman paling mengharukan yaitu saat menderita ‘ larang pangan’ . Era itu begitu kelam sehingga bonggol pisangpun diolah untuk dimakan. Kasus busung lapar, gizi buruk, merajalelanya wabah penyakit, pencurian/perampokan bahan pangan, dan tingginya angka kematian membuat masyarakat begitu menderita. Kemarau panjang, meluasnya serangan hama dan penyakit tanaman, gagal panen, tekanan akibat penjajahan, dan instabilitas politik pasca kemerdekaan semakin menyempurnakan penderitaan waktu itu. Masa itu dikenal dengan jaman ‘ pagebluk ’ : kematian ada dimana-mana, desa bau mayat, miris dan mencekam. Saya...
Sharing Information on the results of research in soil science to food security and agricultural development policy. Life is meaningful if it is useful for others.