MERENCANAKAN PENGEMBANGAN PANGAN LOKAL DI KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT DAN MALUKU BARAT DAYA : Satu Upaya Mewujudkan Kemandirian Pangan
Andriko Noto Susanto
Jogjakarta, 20 Juli 2011
Upaya mewujudkan kemandirian pangan barbasis sumberdaya lokal di Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) dan Maluku Barat Daya (MBD) dihadapkan pada satu kendala utama yaitu belum tersedianya data yang akurat sebagai dasar dalam membuat perencanaan. Kami Badang Litbang Pertanian bekerja sama dengan Pemda Kabupaten MTB dan Universitas Pattimura telah melakukan penelitian pangan lokal ini pada Tahun 2007. Tujuan penelitian adalah (1) Mengidentifikasi sumber daya lahan dan sumber pangan lokal, (2) Menentukan pola konsumsi pangan pokok, kecukupan luas lahan yang yang diperlukan dan prediksi beberapa tahun kedepan (3) Menyusun perencanaan pengembangan pangan lokal berdasarkan asumsi logis sesuai kondisi saat itu.
Identifikasi lahan dari PRB skala 1:25.000 |
Kebanyakan petani menerapkan pola tanam campuran yaitu menanam berbagai jenis tanaman pada satu hamparan lahan. Cara ini dapat menekan resiko gagal panen dan meningkatkan frekwensi panen. Pola konsumsi pangan pokok masyarakat didominasi oleh pangan lokal yaitu jagung dan umbi-umbian. Produksi pangan lokal Tahun 2007 hanya menghasilkan setara energi 362.145,15 kkal/kapita/tahun atau 1.005,9 kkal/kapita/hari, dan masih terjadi kekurangan sebesar 594 kkal energi/kapita/hari dari angka kecukupan gizi (AKG). Kekurangan ini diduga dipenuhi dari beras yang didatangkan dari luar daerah, karena penelitian konsumsi energi pangan masyarakat secara aktual tidak menunjukkan adanya kekurangan gizi yang signifikan. Sebagai contoh, 87% konsumsi energi masyarakat di kec. Tanimbar Selatan dan Wer Tamrian termasuk kategori cukup. Jika beras tidak tersedia, kec. Tanimbar Selatan adalah wilayah yang paling terancam rawan pangan diikuti oleh berturut-turut Mdona Hiera, Tanimbar Utara, Wuar Labobar dan Wer Tamrian. Wilayah yang sekarang telah mampu memenuhi kebutuhan pangan lokal adalah kec. Kormomolin. Jumlah beras yang dibutuhkan untuk memenuhi kekurangan stok pangan mencapai 9.940,69 ton per tahun, dan terus meningkat setiap tahun.
Varietas unggul ubijalar dari Balitkabi Malang |
Keterangan : Informasi lengkap dapat menghubungi tim penelitian
Perencanaan pengembangan pangan lokal di kec. Tanimbar Selatan
Tim Penelitian : Andriko Noto Susanto (ketua); Anggota : Janes B. Alfons, Marietje Pesireron, Edwen D. Waas, Ismatul Hidayah, Lily Joris, Alexander J. Rieuwpassa, Florentina Watkaat & Saleh Malawat
Komentar
Posting Komentar