MAKASSAR -Indonesia Merupakan Salah Satu Negara Dengan Beban Ganda Permasalahan Gizi, Walaupun Trend Stunting, Wasting, Dan Overweight Menurun Namun Angkanya Masih Cukup Tinggi. Ini Merupakan Tantangan Kita Bersama Dan Harus Diselesaikan Dengan Berbagai Lintas Sektor Terkait. Demikian Disampaikan Andriko Noto Susanto, Kepala Pusat Ketersediaan Dan Kerawanan Pangan Mewakili Badan Ketahanan Pangan Kementan Saat Memberikan Paparan Pada Acara Evaluasi Pelaksanaan Rencana Aksi Daerah Pangan Dan Gizi (RAD-PG) Wilayah Tengah Dan Timur Yang Diselenggarakan Oleh Bappenas Di Hotel Aryaduta Makassar Pada Rabu (23/10/2019). Kegiatan Evaluasi Percepatan Penurunan Stunting Di Wilayah Ini Bertujuan Untuk Mengetahui Upaya Yang Telah Dilakukan Dan Capaian Dari Masing-Masing Provinsi. Acara Ini Juga Dihadiri Oleh Stakeholder Terkait Seperti Dirjen Kesehatan Masyarakat Dan Gizi Kemenkes, Bappeda Wilayah Tengah Dan Timur, Bupati Flores, Dan Dinas Terkait. Andriko Menyampaikan Bahwa Sebenarnya Sej
Jakarta- Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo/SYL berpesan untuk Ketahanan Pangan dari 267 juta penduduk Indonesia tidak boleh lapar, ini juga adalah amanat negara dalam Sistem Ketahanan Pangan Nasional yang melingkupi 3 sub sistem utama, Ketersediaan, Akses, Pemantaan. Dari 3 aspek tersebut, penyebab stunting bukan pada masalah ketersediaan dan akses karena produksi pangan melimpah dan daya beli cukup, masalah stunting lebih disebabkan oleh pemanfaatan pangan. Demikian disampaikan oleh Andriko Noto Susanto, Kepala Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan), mewakili BKP Kementan saat memberikan paparan pada acara Mewujudkan SDM Unggul Indonesia melalui Pengendalian Stunting dengan Pangan Bergizi dan Terjangkau yang diselenggarakan oleh AGRINA di Menara 165 Jakarta Selatan pada Rabu (12/02/2020). Seperti diketahui, di Indonesia, Indonesia merupakan salah satu negara dengan beban triple burden permasalahan gizi